Selamat Hari Guru dan Pidato Sederhana Nadiem Sang Mendikbud 2019
Tepat setiap tanggal 25 November, kini menjadi hari yang dikemas manis untuk memuliakan para guru di Indonesia khususnya. Untuk itu, hampir serentak warga Indonesia pun turut bahagia dan memberikan perhargaan kepada para guru dengan menyampaikan rasa terimakasih, kebanggaan dan doa tulus yang disematkan dalam ucapan Selamat Hari Guru.
Kali ini karena momennya spesial berbahagia atas hari guru dan bagaimana pun pencapaian prestasi para guru, maka kita akan kembali sejenak menakar makna guru dan mengembalikan ruh hakikat guru. Ada dua sumber berikut, yang pertama tulisan Ustadz Salim A.Fillah dan yang kedua video Nadiem Makarim, Mendikbud RI terpilih 2019. Dua sumber ini akan membuka mata hati kita bahwa peran guru sebagai pendidik dan pembangun peradaban, sangat penting.
Semoga Allah merahmati para guru kita |
GURU
oleh Salim A. Fillah
Seperti apakah kedudukan seorang guru di hatimu?
“Dia yang mengajariku seayat ilmu”, begitu dikatakan oleh Sayyidina ‘Ali ibn Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu, “Sungguh memiliki hak untuk memperbudakku.”
“Seseorang bertanya pada Iskandar Al Maqduni, murid Aristun”, demikian dikisahkan oleh Ibn Rusyd, “Mengapa kaudoakan gurumu dua kali sedangkan ayahmu hanya sekali?” Dia menjawab, “Karena Ayahku menjadi wasilah bagi kehidupanku di dunia. Sementara Guruku menjadi perantara bagi hidupku di akhirat nanti. Seandainya Ayahku sekaligus menjadi Guruku, pastilah akan kudoakan dia tiga kali.”
Betapa mulia dia yang memegang saham keberhasilan kita, tanpa pernah mengambil bagi hasil di dunia. Dia yang meniupkan nafas cintanya, hingga kuncup-kuncup jiwa kita mekar menjadi bunga.
Siapakah sejatinya Guru?
Guru adalah insan yang tak henti belajar, bahkan pada yang jauh lebih muda dan tentang apa yang telah diketahuinya. “Kusimak tiap riwayat ilmu dengan sepenuh hormat”, ujar Imam Atha’ ibn Abi Rabah, “Meski sebenarnya aku telah menghafalnya, jauh sebelum penyampainya lahir ke dunia. Penghormatannya pada ilmu, menepikan segala rasa bangga.
Guru adalah yang paling bersemangat mendapatkan pemahaman seperti dikatakan Imam Asy Syafi’i, “Aku terhadap ilmu seperti seorang ibu yang mencari anak semata wayangnya yang tersayang dan hilang. Dan ketika menyimak ilmu, sungguh aku berharap bahwa seluruh tubuhku adalah telinga.”
Demikianlah sebab guru yang mandeg belajar adalah murid yang paling gagal. Berhenti memburu ilmu adalah cela bagi yang tua dan celaka bagi yang muda.
Tapi ilmu bagi Guru seakan penghias bagi sesuatu yang lebih tinggi nilainya: Adab. “Jadikan ilmu sebagai garamnya, dan Adab itulah tepungnya”, kata Imam Asy Syafi’i menggambarkan “roti” penopang kehidupan. “Hampir-hampir Adab itu senilai duapertiga agama”, kata Imam Ibn Al Mubarak.
“Pada seorang Guru yang sebenar berilmu”, ujar Ibn ‘Athaillah As Sakandary, “‘Akan kau reguk Adab yang tak disediakan oleh buku-buku.”
Selamat hari guru. Walau telanjur kita dianggap berilmu, jangan malu untuk berkata “Aku tak tahu”, dengannya Allah-lah yang kan jadi Sejatinya Guru, membimbing kita selalu.
#selamathariguru
Pidato Sederhana Nadiem Makarim yang sangat inspiratif dan touching heart,
Pidato Mendikbud Nadiem Makarim yang insightfull |
Selamat Hari Guru, Sungguh Jasamu Tiada Tara
Baarokallhu fiik,
/Lina Ibune Azzam/
0 comments